Kamis, 06 Maret 2014

Kisah Syekh Ahmad Tijani ra dikunjungi 60 Raja Wali Alloh/Arif Billah/ 300 Raja-raja Jin Islam. By. H. Harun


                                              

وقال رضى الله عنه إن مقامنا عندالله فى الآخرة لايصله أحدٌ من الأولياء وأنّ جميع الأولياء من عصر الصـحابة إلى النفخ فى الصور ليس فيـهم من يصل مقامنا ولا يقاربه وقال رضى الله عنه : روحـه صلى الله عليه وسلم وروحي هكذا مشيرًا بأصبعيه السبابة والوسطى روحـه تمدّ الرسل والأنبياء عليـهم الصلاة والسلام وروحي تمدّ الأقطاب والأولياء والصالحين من الأزل إلى الأبد وكل الشيوخ أخذوا عنّى فى الغيب وأنّ حميع الأولياء يدخلون زمرتنا ويأْخذون أورادنا ويتـمسّكون بـطريقتنا من أوّل الوجود إلى يوم القيامة
dan Beliau berkata (Syeikh Ahmad Tijany) sesungguhnya kedudukan kami disisi Allah pada hari kiamat tidak ada dari para wali yang memperolehnya . dan sesungguhnya para wali dari masa sahabat sampai di tiupnya sangsakala tidak ada yang sampai pada kedudukan kami dan tidak pula mendekatinya . Beliaupun berkata (Syeikh Ahmad Tijani) :" Jiwa Rosulullah SAW dan Jiwaku seperti ini" . sambil mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah . "Jiwanya memberikan Bantuan pada para Rosul dan Nabi (semoga Allah melimpahkan keselamatan atas mereka semua) sedangkan jiwaku memberi bantuan pada para Quthb, Wali, Sholih, dari zaman azal sampai hari selamanya . setiap Syeikh Thoriqoh mengambil dariku pada zaman Ghoib . dan sesungguhnya para wali masuk dalam golongan kami dan mengambil wirid kami serta berpegangan dengan Thoriqoh kami dari permulaan wujud hingga hari kiamat .

Kisah Syekh Ahmad Tijani ra dikunjungi 60 Raja Wali Alloh/Arif Billah/ 300 Raja-raja Jin Islam. 
By. H. Harun  

kisahkan sebuah peristiwa ketika Syaikh Ahmad Tijani dikunjungi oleh 300 raja-raja Jin Islam dan 60 raja-raja waliyullah. 300 raja2 jin tersebut mengutarakan keinginan mereka untuk diangkat menjadi murid dari Sayyidi Syaikh. Tetapi Sayyidi Syaikh menjawab bahwa beliau ditugaskan hanya untuk kalangan bangsa manusia. Maka semua raja jin tersebut memohon agar diizinkan mengkhodam / menghamba kepada beliau. Dan beliaupun mengizinkan dengan syarat bahwa para raja jin tsb juga harus mengkhidmat/mengkhodam kepada syaikh/guru yang ditunjuk oleh beliau ra beserta para murid-muridnya. Tentunya yang dimaksud adalah syaikh/guru yang BENAR dan SAH secara ruhaniah. Demikian pula dengan 60 raja2 waliyullah, yang dipimpin oleh Sesepuh Wali Quthub : Syekh Abu Hasan Syadzili, Syekh Ibnu Arabi dan Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani, memohon kepada Sayyidi Syaikh Ahmad Tijani agar diizinkan untuk berguru (alias diangkat sebagai murid) kepada beliau ra. Dan Sayyidi Syaikh pun berkata bahwa bagaimana sekalian berguru kepadaku sementara derajat kalian adalah raja wali Allah. mereka menjawab bahwa kami hanya mengayomi dan mendidik orang-orang yang masih hidup. Sidi Syekh berkata : kalian aku angkat sebagai murid dengan syarat kalian mengkhidmat/mengkhodam kepada syaikh/guru yang ditunjuk oleh beliau ra berserta para murid-murid tijani.
Dari kisah di atas dapat kita bayangkan dan tarik kesimpulan bahwa betapa tinggi derajat beliau di atas derajat para raja waliyulah, serta betapa luas dan dalam ilmu dari Sayyidi Syaikh Ahmad Tijani. Kita bisa bayangkan, bahwa untuk para murid beliau sudah disediakan 2000 macam ilmu. Silakan para murid tholaab ilmu2 tsb sesuai kebutuhan tiap individu, tentunya dengan izin dan bimbingan dari GURU yang BENAR dan SAH secara ruhaniah.
Syarat menjadi murid dari tarekat Tijaniyah adalah
1. Harus taat kepada Allah & RasulNya
2. Harus taat kepada Guru
3. Harus taat kepada kedua orang tua
4. Harus taat kepada Ulil Amri (pemerintahan yang
BENAR dan SAH)
Para pengikut Tijaniyah dianjurkan untuk bergaul dengan sesama manusia dari golongan manapun. Kalau tidak demikian, bagaimana mungkin Bung Karno bisa menjadi presiden dalam waktu yang lama? Bagaimana mungkin Hasyim Asy’ari mengembangkan Nahdhatul Ulama (NU) tanpa sosialisasi kepada masyarakat? Bagaimana mungkin HOS Cokroaminoto mendirikan pergerakan tanpa bantuan kawan2nya? Bagaimana mungkin Pesiden kita sekarang (SBY) dapat mempunyai relasi yang begitu luas dan kuat?
Yang tidak boleh (dilarang keras) adalah mengunjungi wali-wali selain Tijaniyah, baik yang hidup maupun yang sudah meninggal. Sayyidi Syaikh Ahmad Tijani berkata bahwa tidak akan meninggal seorang Tijaniyah sebelum mendapat derajat kewalian (tentunya derajatnya sesuai amalan). Dan kisah 60 raja wali yang ingin berguru kepada Sayyidi Syaikh, termasuk Syaikh Abdul Qodir Jaelani. Silakan kita semua berpikir dengan keras dan mengambil kesimpulan, mengapa para pengikut Tijaniyah dilarang keras berziarah kepada wali2 selain Tijaniyah, pun kepada wali sekelas Syaikh Abdul Qodir (kecuali ada izin dari GURU), apalagi berziarah kepada wali2 kecil-menengah (wali wilayah)!! Seorang Tijaniyah yang BENAR amalannya, yang tekun dalam ibadahnya, sesungguhnya Nabi SAW akan hadir ketika mereka meninggal dunia dan ketika ditanya di dalam kubur, serta 70.000 malaikat akan berzikir untuknya. Mereka tidak akan meninggalkan dunia kecuali sudah sampai pada tingkat keWaliannya. Orang yang berziarah kepada wali2, tidak ada yang mereka harapkan kecuali keberkahan dan doa. Jadi, bagaimana bisa pengikut Tijaniyah yang dianugerahi mutiara keilmuan yang sangat tinggi harus memohon doa dan keberkahan dari wali2 selain Tijaniyah?? Apakah Guru2 / Syaikh2 mereka (termasuk Syaikh Ahmad Tijani) tidak cukup untuk dimintai doa dan keberkahan sehingga harus menghabiskan tenaga dan waktu untuk ziarah kepada wali2 lain?? Mengapa harus berziarah kepada wali2 lain, sementara 60 raja wali berziarah dan ingin berguru kepada Syaikh Ahmad Tijani?? Jika pengikut Tijaniyah ziarah pada Wali selain gurunya maka hubungan antara mereka dan guru2nya menjadi putus. Juga seluruh pemberian ilmu dari gurunya menjadi putus pula adanya. Mereka tidak ada apa-apanya di hadapan gurunya dan tidak ada yang akan mereka peroleh dari ziarah kepada orang lain. Allah tak menjadikan sesuatu pada seseorang yang bercabang dari dua hati.
Dan patut pula disimak perkataan dari Sayyidi Syaikh, bahwa semua tarekat akan berakhir (hilang) di akhir zaman, kecuali tarekat Muhammadiyah (alias Tijaniyah). Nama Tijaniyah pada akhir zaman akan berubah menjadi Muhammadiyah. Semua tarekat di akhir zaman akan menjadi tarekat Muhammadiyah/Tijaniyah.
Kepada semua pembaca yang simpati & empati kepada Tijaniyah, saran saya…….kalau pembawaan kita masih suka banyak bertanya, maka lebih cocok belajar saja dulu seterusnya tentang ilmu2 syari’at (seperti fiqh, ushul, tafsir, muthola’ah hadits, ilmu tentang ma’rifat, ilmu tentang tarekat, dll). Kalau sudah bulat hati masuk tarekat, tinggal diamal saja ilmu2/amalan tarekatnya (bukan ilmu yang membahas & membicarakan tarekat yaa..). Kalau manfaatnya dapat kita rasakan positif buat diri kita, yaa amalkan terus sampai tutup usia. Kalau tidak cocok dengan pembawaan kita, yaa tinggalkan saja.
Tholaab yang BENAR dan semangat, ibadah yang tekun, biar qolbu terbuka lebar dan mengerti tanpa diberitahu.

Sumber Rujukan :
http://luluvikar.wordpress.com/2004/08/22/tarekat-tijaniyah/
Kitab Jawahir Ma'ani wa Buluguil Amani
Kitab Faidur Robbani

20 komentar:

  1. Wuah.. Wuaah Ruaarrrrr Biasaaaaa...!!! Surga hanya bagi pengikut At Tijani..

    "Yang tidak boleh (dilarang keras) adalah mengunjungi wali-wali selain Tijaniyah, baik yang hidup maupun yang sudah meninggal. Sayyidi Syaikh Ahmad Tijani berkata bahwa tidak akan meninggal seorang Tijaniyah sebelum mendapat derajat kewalian (tentunya derajatnya sesuai amalan)"

    Berarti mas Budi Ali ini, Wali KORPRI yaaa...????

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Mas Yudi Syarifullah
      surga hanya bagi orang yang iman & taqwa kepada Alloh. Nah bagaimana supaya kita yang awam bisa iman & taqwa kepada Alloh ? Ya kita ikuti dan belajar kepada orang - orang yang sudah beriman dan bertaqwa kepada Alloh dengan jalan bertarekat. tapi tarekat yang Mu'tabaroh (diakui oleh dunia)! Salah satunya Tarekat Tijaniyah yang sudah diuraikan oleh beliau ini (Pak.Budi).

      Jika ada salah kata saya minta maaf, karena yang benar hanya Alloh.

      Hapus
    2. Coba ada gak bukti bukti kewaliyannya... klo ada sejarahnya kewaliyannya....

      Hapus
  2. Sptnya tlg diesit dari kitab aslinya !!

    BalasHapus
  3. knp tidak boleh berziarah ke wali lain mas,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. mgkin mksd nya gini.
      bukan nya tdk boleh.
      boleh shaja kita ziarah pd wali2 yg lain.
      guru q mmbuka tariqah tijani dia tdk pernah melarang untuk ziarah pd wali2 yg lain tijani.
      tp kl kita sudah yakin dgn apa yg kita jalani. untuk apa kita mgharap pertolongan.
      mgkin yg d mksd tdk boleh itu dgn tujuan mminta bantuan dn prtolongan.
      kl so,al mncari ilmu silaturrahmi krn allah d toriqah manapun tdk ada larangan

      Hapus
  4. Ziarah yg di maksud yaitu ziaroh yg bermaksud ber istimdat memohon bantuan .. tpi kalau ziaroh niat karna alloh .. ngaji cari ilmu karna cinta pd semua wali alloh itu tidak di larang dlm torikoht tijani .. wajib mebcintai smua wali alloh slh satu pesan dri al quthbil maktum hotmul Auliya'...

    BalasHapus
  5. Lebih hebat mana ya sama syeck abdul qodir jailani

    BalasHapus
  6. Hampir semua Thoriqah menomor satukan Gurunya...cuman mesti mempunyai kedalaman "pengetahuan" yg tiada terkira utk membandingkan dengan 2 sosok Mursyid Akbar ; Sayyidi Sulthanul Aulia Syekh Abdul Qadir al Jailani RA dan Sayyidi Syekh Fakih al Muqaddam Habib Muhammad bin Ali Ba'alawi RA.Butuh kehalusan dan kedalaman adab utk membandingkannya...smoga bermanfaat.

    BalasHapus
  7. Hamba yang derajatnya tinggi adalah hamba yang paling bertaqwa

    BalasHapus
  8. Adakalanya berbagi disiplin ilmu toriqoh bukan dengan cara di share lewat blog ikhwanii fi tijaniyyah . cukuplah bagi kita cinta yang timbul murni dari kasih sayang allah berwasilahkan sayyidi syech , biarkan allah tunjuk pula hati hati yang tidur untuk terjaga dalam kasih sayang muqaddam ...

    Tapi sedikit menambahkan , memang antum harus ralat ulang tentang ziaroh kubur, karena jawaahirul maani menyebutkan larangan tentang tawassul bukan tentan jiarohnya...

    Ikhwan jawiyah samarang Garut.

    BalasHapus
  9. jangan menyalahkan thoriqoh.siapapun pemimpinnya semuanya yg namanya waline gusti Allah wajib kita cintai.adapun hati menolak dan ragu untuk mencintai itu karna hati kita masih sangat kotor. koreksi diri sendiri dulu dan jngan menyalhkan thoriqoh

    BalasHapus
  10. jangan menyalahkan thoriqoh.siapapun pemimpinnya semuanya yg namanya waline gusti Allah wajib kita cintai.adapun hati menolak dan ragu untuk mencintai itu karna hati kita masih sangat kotor. koreksi diri sendiri dulu dan jngan menyalhkan thoriqoh

    BalasHapus
  11. Jangan mencela thoriqot tijani... Krn barang siapa yg mencela dia tidak akan mati kecuali dalam mati tidak memabawa iman.krn sesuai sabda rosul... Siapa yg menyakiti syeh ahmad att tijani sama halnya menyakitiku.kl gak percaya sialahkan coba aja sekarg juga ... Jngan kan orang awan seprti kalian.bahkan seorang kiai maupun wali pun... Akan terkena dampaknya... Krn saking luhurnya maqom drajatnya syeh ahmad att tijani.ra.

    BalasHapus